ad1

Cerpen: Pusaran Berita

Cerpen: Pusaran Berita


Sumber Ilustrasi: Pxfuel  

                                

Oleh: Ramli Lahaping


Pagi kemarin, aku mendapatkan telepon dari ibuku. Ia menyampaikan bahwa ayahku mengalami kecelakaan sepeda motor ketika hendak ke pasar. Katanya, jalanan licin selepas hujan, sehingga ban motor ayahku selip ketika mencoba menghindari lubang yang dalam di tengah aspal. Namun untungnya, ayahku hanya mengalami luka goresan pada bagian siku dan punggung kakinya.

Aku sungguh cemas mendengar kabar itu. Aku berniat pulang, tetapi ibuku berkata tidak usah. Barangkali sebaiknya demikian. Itu karena aku berdomisili di ibu kota provinsi, dan aku harus menempuh perjalanan selama enam jam untuk sampai ke sana. Belum lagi, sebagai seorang wartawan, aku punya tugas liputan yang harus kutuntaskan sesuai batas waktu.

Akhirnya, atas kecelakaan ayahku itu, aku jadi semakin kecewa kepada gubernur dan jajarannya. Pasalnya, mereka tak juga melakukan perbaikan jalan provinsi di daerah asalku. Akibatnya, jalan itu terus mengandung ancaman bahaya bagi keselamatan pengguna jalan. Padahal, sudah bertahun-tahun jalan tersebut rusak dan menuai banyak keluhan dari masyarakat.

Permasalahannya kegusaranku memang tidak ada gunanya. Aku tak punya daya untuk menyegerakan proyek pengerjaan jalan tersebut. Apalagi, pihak pemerintah yang berwenang memang sepertinya tidak punya niat untuk melakukannya. Setidaknya, sudah beberapa kali mahasiswa dan masyarakat berunjuk rasa, tetapi tak juga ada tindak lanjut.

Akan tetapi,  sebagai wartawan aku tentu punya akses dan legalitas untuk mencari tahu permasalahan perbaikan jalan tersebut. Aku bisa mewawancarai gubernur dan para aparaturnya untuk meminta penjelasan. Hanya saja aku merasa masih butuh waktu untuk memperlajari jalan penelusuranku, sebab aku baru-baru saja dipindahkan ke liputan bidang politik. Itu pun kalau atasanku di kamar redaksi menyetujuinya sebagai bagian liputanku.

Jadi, aku merasa harus bersabar untuk mempelajari ruang lingkup dan dinamika bidang pemberitaanku sebelum mengusut soal perbaikan jalan. Apalagi, aku hanya terus ditugaskan untuk meliput konstelasi politik menjelang gelaran pilkada, termasuk pemilihan gubernur di provinsiku ini. Setiap hari, aku terus saja bergelut mengamati intrik-intrik politik para bakal calon yang akan maju pada pilkada mendatang, termasuk anak sang gubernur yang sedang menjabat.

Tentu saja, melakoni pekerjaan sebagai seorang wartawan, membuatku mengalami banyak pergolakan batin. Itu karena aku jadi sangat paham bahwa kontestasi politik hanyalah lakon sandiwara untuk mencari titik kesepakatan terkait pembagian jatah kekuasaan kelak. Karena itu, aku bisa menaksir bahwa setelah pemilihan berlangsung dan seorang calon terpilih sebagai penguasa, maka ruang pemerintahan hanya akan jadi bagian-bagian untuk siapa saja yang punya andil memenangkan sang calon.

Meliput peraduan politik yang tanpa idealisme semacam itu, sungguh membuatku dilematik. Aku hanya akan menulis berita yang memuat ungkapan-ungkapan yang terkesan sungguh-sungguh dari para politikus, ketika aku tahu bahwa mereka hanya bermaksud mempermainkan wacana publik. Aku hanya akan menulis janji-janji manis mereka untuk masyarakat, ketika aku tahu bahwa mereka hanya ingin membajak kekuasaan pemerintahan untuk kepentingan pribadi dan sekutu mereka masing-masing.

Peliknya, sebagai wartawan, aku tak bisa menulis berita tanpa menyertakan kutipan wawancaraku dengan para politikus. Akibatnya, aku terus menulis berita yang berisi silatan lidah mereka, sehingga tulisanku hanya terbaca sebagai pembenaran dan pencitraan mereka. Apalagi, di tengah krisis demokrasi, ketika masyarakat takut mengkritik, aku tak bisa mendapatkan pernyataan pembanding atau penentang untuk pernyataan mereka, sedang aku terlarang untuk menuliskan opiniku sendiri.

Dan menjelang tengah hari kemarin, aku pun mendapatkan tugas untuk mewawancarai sang gubernur. Aku diperintahkan untuk meminta pendapatnya tentang isu bahwa anaknya akan maju sebagai calon gubernur di pilkada mendatang. Atas itu, lagi-lagi, aku bisa membayangkan bahwa tulisanku hanya akan berisi kata-kata manis dari sang gubernur tentang anaknya.

Akhirnya, demi bekal hidup, aku pun melaksanakan tugas tersebut sesuai perintah. Untuk itu, setelah sang gubernur selesai melakoni acara perayaan ulang tahun hari jadi provinsi di sebuah lapangan, aku pun turut mengerubunginya bersama para awak media yang lain. Aku terus mengiringi langkah-langkah pulangnya, sembari berusaha meloloskan pertanyaan-pertanyaan yang telah digariskan oleh redakturku untuk kebutuhan penulisan beritaku.

"Apa benar bahwa Bapak akan memajukan anak Bapak sebagai calon gubernur di pilkada mendatang?" tanyaku, berulang-ulang, di sela-sela pertanyaan perihal seremonial acara ulang tahun provinsi dari para wartawan yang lain.

Beruntung, sang gubernur tampak memerhatikanku. Seketika, raut cerianya berubah jadi serius. "Ya, kita lihat saja nanti. Situasi politik, kan, cair. Kalau dukungan politik, utamanya dari partai, ada untuknya, ya, kenapa tidak."

"Tetapi kalau menurut penilaian Bapak sendiri, apakah anak Bapak punya kapabilitas untuk menjadi seorang gubernur?" tanyaku lagi, segera, agar ia tak mengalihkan perhatiannya.

Ia pun menjawab dengan sikap berwibawa, "Ya, tentu saja. Saya yakin, kalau masyarakat memberinya kepercayaan, ia pasti mampu memimpin daerah ini dengan baik. Apalagi, ia punya latar belakang pendidikan teknik, dan ia telah bergelut dalam bidang konstruksi sekian lama. Hal itu tentu memberinya kemampuan untuk melanjutkan program pembangunan yang tidak sempat saya rampungkan di masa pemerintahan saya."

Beberapa wartawan kemudian melontarkan beragam bertanyaan, dan sang gubernur menjawabnya sembari terus melangkah ke sisi mobilnya.

Tiba-tiba, aku terdorong untuk menanyakan keresahanku sendiri, perihal pembangunan jalan provinsi di kabupaten asalku yang tak juga dilakukan. Sampai akhirnya, sebelum sang gubernur benar-benar sampai dan masuk ke dalam mobil, aku pun lekas melontarkan pertanyaan dengan begitu saja. "Pak, banyak warga di daerah yang mengeluh karena jalan provinsi yang rusak tak juga dibenahi, terutama pada kabupaten di bagian selatan. Apa memang tidak ada rencana untuk melakukan perbaikan, Pak?"

Sektika, sang gubernur memandangiku dengan tatapan yang tajam, kemudian menjawab dengan raut yang datar, "Tentu kami memiliki rencana untuk melakukan perbaikan jalan-jalan yang rusak. Tetapi proses pelaksanaannya, memang membutuhkan waktu yang lama."

"Tetapi perkiraan Bapak, kapan perbaikan akan dimulai? Apakah masih akan sempat dilakukan di masa jabatan Bapak?" sergahku lagi.

Entah karena ia tidak mendengar pertanyaanku di tengah berondongan pertanyaan wartawan yang lain, atau karena ia memang tak berselera atau bahkan menolak untuk menanggapi, ia akhirnya masuk ke dalam mobil dinasnya tanpa menjawab pertanyaanku.

Tentu saja, aku merasa kecewa. Namun, aku pasrah saja menerima kenyataan bahwa politikus memang demikian. Mereka begitu lihai menghindari pertanyaan atau memilih memberikan pernyataan yang diplomatis untuk menghindari tuntutan-tuntutan untuknya kelak.

Setidaknya, aku telah berhasil memperoleh pendapat sang gubernur perihal rencana kemajuan anaknya sebagai calon gubernur. Dengan itu, aku pun telah memiliki bahan yang cukup untuk menuliskan berita yang diinginkan oleh redakturku. Tetapi tiba-tiba, aku tak mau sekadar begitu. Perlahan-lahan, aku jadi berhasrat untuk menyusupkan kritikan di dalam tulisan beritaku.

Akhirnya, demi menghindari kesan bahwa beritaku cuma mempublikasikan rencana sang gubernur untuk mewariskan kekuasaannya, lewat tengah hari kemarin, aku pun memutuskan untuk menemui seorang aktivis yang merupakan ketua sebuah lembaga swadaya masyarakat yang fokus memantau perihal proses pembangunan infrastruktur umum. Hingga akhirnya, berselang beberapa lama, aku pun tiba di sekretariat lembaga tersebut, dan berhasil menemui sang targetku.

Pada awal-awal, kami kemudian saling berkenalan dan berbasa-basi. Kami mengobrol terbuka perihal latar belakang kami, termasuk perihal daerah asal kami yang ternyata dua kabupaten yang bertetangga. Sampai akhirnya, setelah pertanyaan pengantar yang bersifat umum, aku pun melontarkan pertanyaan pokok demi pernyataan yang kuinginkan darinya, "Bagaimana pendapat Bapak soal pembangunan infrastruktur selama dua periode masa jabatan Gubernur?"

"Menurut saya, sih, masih sangat jauh dari harapan. Banyak proyek pembangunan yang tidak selesai dan mangkrak sampai saat ini. Selain itu, banyak pula infrastruktur yang rusak, namun tidak kunjung diperbaiki," tuturnya, lantas mengisap dan mengembuskan asap rokoknya. "Lihatlah jalan-jalan provinsi yang hancur di daerah bagian selatan, termasuk di kabupaten asalmu. Sekian lama masyarakat mengeluh dan memprotes, tetapi pemerintah tak juga mengambil tindakan."

Sontak, aku mengangguk dan tersenyum atas singgungan khususnya itu. "Kalau menurut pengamatan Bapak, apa sih yang membuat program pembangunan dan perbaikan infrastruktur itu tidak berjalan sebagaimana mestinya?"

Ia lantas mendengkus. "Itu sih tidak jauh-jauh dari persoalan politik. Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa lambannya proses pembangunan, termasuk di provinsi kita ini, ya, karena ada banyak pergulatan politis di dalam urusan proyek. Itu karena banyak orang di dalam pemerintahan yang tidak berkehendak untuk membangun daerah, tetapi untuk mendapatkan keuntungan pribadi atau kelompok melalui proyek-proyek infrastruktur."

Aku pun mengangguk sepaham. "Jadi, bagaimana seharusnya pemerintah provinsi pengatasi persoalan itu?"

"Ya, tidak ada cara selain menyelenggarakan proses pembangunan yang bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme. Proses perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, serta evaluasi proyek pembangunan, harus dilakukan secara profesional," jawabnya, tegas.

Lagi-lagi, aku mengangguk sepaham. Aku merasa suka dengan tanggapannya yang umum namun cukup menyinggung. Hingga akhirnya, aku menanyakan sisi permasalahan yang lain, yang kukira perlu untuk menjadi bahan tulisanku, "Berdasarkan isu yang beredar, anak gubernur berencana untuk maju di pilkada mendatang. Bagaimana pendapat Bapak? Apakah ia akan mampu memimpin daerah ini?"

Ia sontak tertawa pendek. "Saya tentu tidak punya kedudukan yang pas untuk menilai bahwa ia mampu atau tidak, ataukah ia pantas atau tidak. Setiap orang kan punya hak politik untuk memilih dan dipilih. Yang penting, calon di pilkada mendatang, harus memahami permasalahan daerah dan mampu menawarkan program pembangunan yang lebih baik."

Akhirnya, aku merasa telah mendapatkan pernyataan yang kubutuhkan darinya. Tak lama berselang, aku pun mengakhiri proses wawancara.

Tetapi kemudian, di luar rekaman, dengan begitu saja, ia menyampaikan keterangan yang lebih mendalam tentang kenyataan yang sesunguhnya terjadi, "Sebenarnya, proyek-proyek di daerah ini jadi bermasalah karena kentalnya permainan di dalam proses lelang proyek. Itu terjadi karena banyaknya kerabat atau keluarga gubernur yang terlibat dalam urusan proyek. Bahkan anaknya yang berencana maju di pilkada itu, juga memiliki perusahaan yang kami tahu mendapatkan perlakukan khusus dalam memperoleh jatah proyek."

Perasaanku pun tersentak mendengar kesaksiannya.

Ia lantas mengembuskan asap rokoknya dan mendengkus sinis. "Bahkan saya yakin, proyek perbaikan jalan di daerahmu tidak akan dilaksanakan di periode ini. Kami dapat bocoran bahwa dana yang telah dianggarkan untuk perbaikan itu, telah diselewengkan melalui perusahaan anak sang gubernur. Dan kami menduga kuat bahwa dana tersebut akan ia digunakan untuk modal politiknya di pilkada mendatang."

Seketika, aku semakin tak habis pikir atas permainan kotor dan kejam di balik pentas politik.

Hingga akhirnya, setelah basa-basi penutup, aku pun pamit dan pergi.

Sesaat kemudian, aku berada di sebuah kafe. Dengan penuh konsentrasi, aku mulai mengetik berita di ponselku berdasarkan hasil wawancara dan data yang telah kudapatkan. Aku berupaya menuliskannya dengan mengaitkan semua informasi-informasi yang kuperoleh demi menghasilkan berita yang baik.

Atas keterangan penting yang kuketahui dari sang aktivis di luar rekaman, aku pun berhasrat untuk menuliskan berita yang berkualitas. Aku ingin menuliskan singgungan dan kritik, sehingga beritaku bukan sekadar corong bagi omong kosong para politikus. Aku ingin menyusupkan fakta bahwa telah terjadi kongkalikong di dalam pemerintahan gubernur saat ini, yang membuat program pembangunan tidak berjalan baik. Namun tentu saja, aku tetap berusaha untuk menghindari pelanggaran terhadap kaidah off the record dalam etika jurnalistik, demi karierku dan demi keamanan sang aktivis.

Akhirnya, setelah pengetikan sekian lama dan swasunting secara bertahap, aku pun berhasil merampungkan tulisan beritaku. Dengan penuh kebanggaan, aku pun lekas mengirimkannya ke alamat surat elektronik redaksiku.

Namun pagi ini, aku akhirnya menemukan kenyataan yang pahit. Aku menyaksikan bahwa tulisan beritaku di koran telah dipreteli di sana-sini. Orang-orang di bilik redaksi telah menghapus siratan kata-kata singgungan dan kritikan yang halus. Tak pelak, beritaku kembali terbaca selayaknya berita arus utama yang hanya berisi kata-kata manis dari sang gubernur, ditambah saran-saran umum dari sang aktivis.

Tak lama kemudian, pada lembaran selanjutnya, dalam satu halaman penuh, aku pun melihat foto sang gubernur berserta ucapan selamat ulang tahun untuk hari jadi provinsi. Seketika pula, aku pun memahami penyebab sehingga tulisan beritaku mengalami perombakan total.

Sesaat berselang, di tengah kekecewaanku kepada para penjaga gawang redaksi, aku pun mendapatkan telepon dari redakturku. Aku lantas menjawabnya dengan perasaan malas.

"Untuk hari ini, tolong kau konfirmasi ke pihak gubernur perihal isu rencana penggantian kepala dinas pekerjaan umum," titahnya kemudian.

Aku pun menerima penugasannya dengan setengah hati. "Oke. Akan aku lakukan," tanggapku, dengan perasaan yang tak kuasa untuk mempertanyakan perihal pengutak-atikan tulisan beritaku sebelumnya.

Akhirnya, ia pun menyinggung sendiri. "Oh, iya, aku harus memperingatkanmu agar lebih cermat lagi dalam menulis berita politik. Tulisanmu yang tampil di koran hari ini, telah banyak kuubah. Itu karena naskah beritamu itu, terkesan memberikan tudingan-tudingan negatif kepada Bapak Gubernur. Kau terkesan beropini."

Seketika, aku merasa tidak terima atas penilaiannya. "Tetapi, kan, aku telah menyertakan pernyataan seseorang yang kuwawancarai. Itu bukan opiniku, tetapi opini narasumber."

Ia lantas tertawa, seolah-olah sanggahanku tak berarti. "Tetapi tudingan-tudingan yang dilontarkan oleh narasumbermu itu, tidak begitu saja patut engkau jadikan bahan berita. Kau seharusnya melakukan konfirmasi dengan data atau keterangan dari pihak lain. Jika tidak begitu, bisa-bisa, media kita hanya akan jadi sarana untuk memfitnah dan merusak nama baik orang lain."

Aku pun jadi jengkel mendengar remehannya. "Tetapi narasumberku itu seorang ketua LSM. Ia punya kapabilitas untuk berpendapat demikian," bantahku.

Ia malah mengdengkus dan tertawa pendek. "Ya. Dia memang ketua LSM. Tetapi sebagai wartawan politik, kau seharusnya mengetahui latar belakang narasumbermu, juga aktivitas-aktivitas politiknya. Kau seharusnya tahu bahwa ketua LSM itu punya hubungan keluarga dan sangat dekat dengan seorang politikus yang akan maju sebagai calon gubernur di pilkada mendatang. Karena itu, kau patut mengkhawatirkan bias pernyataannya."

Seketika, perasaanku tersentak. "Benarkah begitu?"

"Ya," tegasnya.

Aku pun jadi kelimpungan untuk membalas. Aku merasa bodoh sendiri.




 ***

Biodata Penulis:

Ramli Lahaping. Kelahiran Gandang Batu, Kabupaten Luwu. Berdomisili di Kota Makassar. Aktif menulis blog (sarubanglahaping.blogspot.com). Telah menerbitkan cerpen di sejumlah media daring. Bisa dihubungi melalui Twitter (@ramli_eksepsi) atau Instagram (@ramlilahaping).

 


TIPS MEMULAI MENULIS BAGI PEMULA

TIPS MEMULAI MENULIS BAGI PEMULA



Memulai menulis bisa menjadi hal yang menakutkan bagi pemula, tetapi jangan khawatir, berikut adalah beberapa tips untuk membantu kamu memulai menulis.


1. Tentukan topik dan tujuan menulis
Sebelum mulai menulis, tentukan topik yang ingin kamu tulis dan tujuan menulis. Apakah kamu ingin menghibur, mengajarkan, atau menginspirasi pembaca? Dengan menentukan hal-hal ini, kamu akan memiliki panduan untuk menulis. Mengetahui tujuan kamu ingin menulis tentu akan mempermudah bagaimana kamu memulai menulis.

2. Buat kerangka tulisan
Setelah menentukan topik dan tujuan menulis, buatlah kerangka tulisan. Tulislah ide-ide utama dan sub-topik yang akan dibahas dalam tulisan. Dengan membuat kerangka, kamu dapat memastikan bahwa tulisanmu memiliki struktur yang jelas dan mudah dipahami.

3. Mulailah menulis
Setelah memiliki kerangka, mulailah menulis. Jangan khawatir tentang kesalahan atau kekurangan. Tulis saja sebanyak mungkin, kamu dapat mengeditnya nanti.



4. Perbaiki tulisan Anda
Setelah menulis, perbaiki tulisan. Cari tahu apakah ada kalimat yang terdengar aneh atau sulit dipahami. Gunakan tata bahasa dan ejaan yang benar. Perbaiki juga struktur dan gaya tulisan agar lebih menarik.

5. Minta pendapat orang lain
Setelah selesai mengedit, mintalah pendapat orang lain. Minta teman atau keluarga untuk membaca tulisan dan jika memungkinkan memberikan masukan. Kamu juga dapat meminta saran dari penulis yang lebih berpengalaman atau bergabung dengan kelompok menulis untuk mendapatkan umpan balik yang berguna.

6. Teruslah menulis
Praktik membuat sempurna. Teruslah menulis setiap hari untuk memperbaiki kemampuanmu menulis. Kamu tidak perlu langsung memublikasikan tulisan, tetapi menulis secara teratur akan membantumu menjadi penulis yang lebih baik.


Jangan lupa, menulis adalah proses yang tidak pernah berakhir. Selalu berusaha untuk belajar dan berkembang sebagai penulis. Semoga tips ini membantu kamu memulai menulis!

Pengumuman Finisher September Menulis 2023

Pengumuman Finisher September Menulis 2023






Setengah bulan sudah kita menulis bersama. Berbagai tulisan indah serta menggugah telah menemani 15 hari di bulan September.

Dari 443 peserta yang mendaftar mengikuti tantangan ini, 238 orang di antaranya berhasil menyelesaikan tantangan menulis di bulan September. Sungguh luar biasa!

Nama-nama finisher dapat dilihat lewat tabel di bagian paling bawah pengumuman ini.

Jika kamu sudah merasa menulis dan melapor tapi namamu tidak dinyatakan sebagai finisher, kamu masih boleh mengajukan komplain ke admin di bawah ini untuk kami verifikasi datanya lebih lanjut maksimal sampai 2 hari ke depan (25 November 2023).

Admin: +62 895-6111-58068

Adapun e-sertifikat finisher dapat kamu ambil DI SINI.  (Silakan diklik, nomor sertifikat sesuai dengan nomor urut di tabel).

Untuk info selanjutnya mengenai proyek buku antologi para finisher, silakan menunggu info lebih lanjut yang nantinya akan kami bagikan lewat Whatspp dan surel. Jika dalam 2 hari ke depan kamu tidak mendapatkan kabar salah satu di antaranya, kamu boleh langsung mengontak admin ruang nulis via Whatsapp.

Terima kasih kepada seluruh peserta yang telah berpartisipasi dan selamat kepada para finisher.
Sampai jumpa lagi di tantangan selanjutnya :).



NAMA-NAMA FINISHER SEPTEMBER MENULIS 2023

NoNama PesertaNama Akun IGNo Sertifikat
1A.M. Ayume@ayumeyashazenSM/2023/RN/XI/001
2Aditya Putri Z. Haji DasingNoonaineSM/2023/RN/XI/002
3Afifah Sutanto @alinearindu_SM/2023/RN/XI/003
4Agnetta@ruthstorySM/2023/RN/XI/004
5AGUS SUPRAYITNO@agus.suprayitno020875SM/2023/RN/XI/005
6Ainur Aiia@ainuraiiaSM/2023/RN/XI/006
7AISYAaisyahsihombingSM/2023/RN/XI/007
8Aiyu A Gaara Larung _kataSM/2023/RN/XI/008
9Ajeng Meilia Nauli Simanjuntak@clownvxlSM/2023/RN/XI/009
10Amelia Novita Gosal @cloudyamphantom SM/2023/RN/XI/010
11Andi Yunita@Icha_271194SM/2023/RN/XI/011
12Ani kodariah_PejuangliterasiSM/2023/RN/XI/012
13Anisah Muzammilanisah_muzammilSM/2023/RN/XI/013
14Anita AnestiaithaanestiaSM/2023/RN/XI/014
15Anjar NimpunaanjarnimpunaSM/2023/RN/XI/015
16Annie FM @fitriani_masrurohSM/2023/RN/XI/016
17Annisa Al Hawari@annisaalhawariSM/2023/RN/XI/017
18Annisa Nur Hasnaan_hasna14SM/2023/RN/XI/018
19Apriliana Sekartinisibling.talkSM/2023/RN/XI/019
20Ari khoeriyah @ari.khoeriyah SM/2023/RN/XI/020
21Asri Nurul Firdausi asri_nurul_firdausiSM/2023/RN/XI/021
22Asri Rahayu@rahayuaci_SM/2023/RN/XI/022
23Asri Wiji Astuti goresanpenaasri SM/2023/RN/XI/023
24Astri Mazia Ahriani AhrianiSM/2023/RN/XI/024
25Asturida Dewi@kita_wanita.idSM/2023/RN/XI/025
26Aswi LaililAswi LaililSM/2023/RN/XI/026
27Ayla Harisa Addinmazarine_00SM/2023/RN/XI/027
28Ayu Estiningtyassebiru_langit_berceritaSM/2023/RN/XI/028
29Ayu septianiAyuchoco12 SM/2023/RN/XI/029
30Aziz Luhur Pradhanakarsa.aaaSM/2023/RN/XI/030
31Azkia FathiyannisamemoofuzSM/2023/RN/XI/031
32Bambang Gustiawanmasgusti.idSM/2023/RN/XI/032
33Bangkit Nadhihah bangkit_nadhihah SM/2023/RN/XI/033
34Bem Wiezhanarcho Bem Wiezhanarcho SM/2023/RN/XI/034
35Bey@huujan_SM/2023/RN/XI/035
36Budi Tjenggunawan@a.tjengSM/2023/RN/XI/036
37Bumiraya Ayu@bumiraya.ayuSM/2023/RN/XI/037
38Cheesely pinklyplacewr SM/2023/RN/XI/038
39Christina Natalia Setyawati @christinatthalie_SM/2023/RN/XI/039
40Cicih Kurniasihcicihkurni4sihSM/2023/RN/XI/040
41Clover Miracleclovermiracle_SM/2023/RN/XI/041
42Cut Ruvina Hakim ruvina_hakim SM/2023/RN/XI/042
43Danish Oktaviana@danishajahSM/2023/RN/XI/043
44Deni Denol@pasukanneptunusSM/2023/RN/XI/044
45Desi Lastari, S.Pd@desi.lastari_SM/2023/RN/XI/045
46Desi Valentinavhe_dhesySM/2023/RN/XI/046
47Desy AnggraeniRaenpaw_SM/2023/RN/XI/047
48Desy Nurma Luthfiana heyitssy._SM/2023/RN/XI/048
49Desya Ameliadesyaamelia_SM/2023/RN/XI/049
50Dewi Priamsari@hang.melikSM/2023/RN/XI/050
51Diah EndahdiahendahmardiahSM/2023/RN/XI/051
52Dian Mahindra@anakayah.idSM/2023/RN/XI/052
53Dian Selistio@dianselistioSM/2023/RN/XI/053
54Dina Dara GintingDina Dara GintingSM/2023/RN/XI/054
55Dini Fitriyanidinif45SM/2023/RN/XI/055
56Dini Indira@ibuyusuf_SM/2023/RN/XI/056
57Ditha WidyastiGrizethaSM/2023/RN/XI/057
58Dwiyati Aksaratigadwiyati_aksaratigaSM/2023/RN/XI/058
59Eka Putri FajriatitulisanekaSM/2023/RN/XI/059
60El Munawarah@elmunawrh._SM/2023/RN/XI/060
61Endang Setyowati setyowatie439SM/2023/RN/XI/061
62EvelyneVye.evelyneSM/2023/RN/XI/062
63EZ Rumi Adzri'aatinezrumiSM/2023/RN/XI/063
64FADILLAH AULIA RAHMAfdllhaulia_rahmamnrSM/2023/RN/XI/064
65Fani Hasruddinfani_hasruddinSM/2023/RN/XI/065
66Fatati Nashiroh _tintatiSM/2023/RN/XI/066
67FatrisiainifatrisiaSM/2023/RN/XI/067
68Feby Eka Safitri safitrifebyeka SM/2023/RN/XI/068
69Ferlia Shabira @Ferlia Shabira SM/2023/RN/XI/069
70Fika Erdina AzzahrocoretanfikaSM/2023/RN/XI/070
71Fitrah Putri AbadifitrahputriabadiSM/2023/RN/XI/071
72Fitria SahrisahrifitriaSM/2023/RN/XI/072
73Fitriana@fitrianaa293SM/2023/RN/XI/073
74Gagah Pranaja Sirat@gahprajaSM/2023/RN/XI/074
75Geia Veranda@wordiegiaSM/2023/RN/XI/075
76Gezanka Azizah Zarwrixle SM/2023/RN/XI/076
77GITA NUR FEBRIANI@git.a2000SM/2023/RN/XI/077
78Grant Gloria KesumailustrasiggSM/2023/RN/XI/078
79Hamidah Assolihah @emine.hamas_28SM/2023/RN/XI/079
80Han EunoiaeunoiaephemeralSM/2023/RN/XI/080
81Hardiyanti@hr_dian_thySM/2023/RN/XI/081
82Hawa Latuconsinahawa_temuadamSM/2023/RN/XI/082
83Helmi Amanda @helmii_amandaSM/2023/RN/XI/083
84Hening N'naummuzahraqonitaSM/2023/RN/XI/084
85Hertanti Hertanti447SM/2023/RN/XI/085
86Hita Cahaya@rizki1717SM/2023/RN/XI/086
87Hiya Mona Shahally@hiya_mona963SM/2023/RN/XI/087
88Hiya Qumaira Shahally Hiyaqumaira SM/2023/RN/XI/088
89I GDE JONI IIN WAHYUDI@wahyu_dee46SM/2023/RN/XI/089
90IfyAoisora043SM/2023/RN/XI/090
91Iga Ayu Safitri@igakecillSM/2023/RN/XI/091
92Iis Samanah@iis_smnhSM/2023/RN/XI/092
93Ika AristiowatiighaaziSM/2023/RN/XI/093
94Ika Kasuarina SamiasihikakasuarinaSM/2023/RN/XI/094
95Indi Ramadhani Sitorus i_u.homeSM/2023/RN/XI/095
96Intan M Lestari@pena_AlmasSM/2023/RN/XI/096
97Intan nurinaintan_nurinaSM/2023/RN/XI/097
98Inzie Fardau nzfardau SM/2023/RN/XI/098
99Ipit Safitri@ipitsafitri24SM/2023/RN/XI/099
100Ira (Alaina Adria)@cirantroSM/2023/RN/XI/100
101Irwansyah@irwanpaserSM/2023/RN/XI/101
102Isla UvitalaislauvitaSM/2023/RN/XI/102
103Ismi Raudha @ismi_raudhaSM/2023/RN/XI/103
104Iyurakian AraaIyura_araaSM/2023/RN/XI/104
105Jati Pertiwi@mobatmabitSM/2023/RN/XI/105
106Jumi@jumi_9116SM/2023/RN/XI/106
107Junitha Hornet@junitha_hornetSM/2023/RN/XI/107
108JunjunnaomisamsulSM/2023/RN/XI/108
109Ketty Ayuwardani danicita_booksSM/2023/RN/XI/109
110Khanza Aliffia SPkhanza.spSM/2023/RN/XI/110
111Khorida Nurinsaniyah@duri_mawar__SM/2023/RN/XI/111
112Khurotul Hikmah @hikmah.zidanyusufSM/2023/RN/XI/112
113Kilau Mustika@kilaumustikaSM/2023/RN/XI/113
114KillerBee @killerbee_91SM/2023/RN/XI/114
115Laila Azzahro Zulfaeljourney__SM/2023/RN/XI/115
116Langit Tjokro@langit_tjokroSM/2023/RN/XI/116
117Larasati Al PrayitnolarasatialprayitnoSM/2023/RN/XI/117
118Leny Sulastri@lenysulsSM/2023/RN/XI/118
119Lestyo Haryanto@pena_bercelotehSM/2023/RN/XI/119
120Lia Mei Trisnawati @lia190523SM/2023/RN/XI/120
121Liah Nuraliahliah_nuraliah07SM/2023/RN/XI/121
122Lidwina Ro@lidwina_roSM/2023/RN/XI/122
123Lina Martina@sirkuskata_SM/2023/RN/XI/123
124Lingkarsepilingkarsepi SM/2023/RN/XI/124
125Lusi Amarawati Arraasi_SM/2023/RN/XI/125
126Machtal Nuar Selwa Perdana @_goresan.aksaraSM/2023/RN/XI/126
127MamTee (Tiwi Mulyati Tarwin)literaksa-mamteeSM/2023/RN/XI/127
128Marda Cahyanti RetnosariRuangtemurasa7SM/2023/RN/XI/128
129MarhamahMarhamahiswaSM/2023/RN/XI/129
130Maria Ari Pramudyawati PS beth.alexander025SM/2023/RN/XI/130
131Maria Prabaningrum@avandea_zealovaSM/2023/RN/XI/131
132Marseli junitaMarseli junitaSM/2023/RN/XI/132
133Mayora@mention_meeSM/2023/RN/XI/133
134Mega Wardhanirairamegumi82SM/2023/RN/XI/134
135Merlinda Yuanika@d3k_ndaSM/2023/RN/XI/135
136Merry Saleky merry.salekySM/2023/RN/XI/136
137MiayazlinMiayazlinSM/2023/RN/XI/137
138Miftakhul Jannah@mifita_1106SM/2023/RN/XI/138
139Muhammad Galih Pratama bloemarmoot SM/2023/RN/XI/139
140Mulat Suyatmi @mulatsuyatmiSM/2023/RN/XI/140
141Murni Dwi Rakhmawatimurni futaitenSM/2023/RN/XI/141
142Nanda Muria nanda_riaaaSM/2023/RN/XI/142
143Nauroh Nazifah@nauroh_azzahraSM/2023/RN/XI/143
144Nay Vee@nayvitayuSM/2023/RN/XI/144
145Neessakhoirneessa_n154SM/2023/RN/XI/145
146Nepta Nur Rahma miscellaneoustee__SM/2023/RN/XI/146
147Niken@cerita_menceritaSM/2023/RN/XI/147
148Nikivida Buda Damayanti@nikivida_damayantiSM/2023/RN/XI/148
149Nindita Bella @ninditabellaaSM/2023/RN/XI/149
150Novi Wiarwanti wiarwanti2 SM/2023/RN/XI/150
151Nur Ilmiah iil_ilmyaSM/2023/RN/XI/151
152Nurhidayah hayzdy SM/2023/RN/XI/152
153Nurhidayati Surtiasih, S.Sos.Nurhidayati.adaynsSM/2023/RN/XI/153
154Nuri Rie@nurhariyatich4SM/2023/RN/XI/154
155Nurul Azzahra b @galeryhoby_SM/2023/RN/XI/155
156Nurul Fitriah, S.Pd.@noorlastfrendSM/2023/RN/XI/156
157Nuzulinatata31tataSM/2023/RN/XI/157
158Oktafiana @oktafiana1016SM/2023/RN/XI/158
159Omy Istibsyarah zarazee7525 SM/2023/RN/XI/159
160Ovi Annisa Qurrota A'yunoviannisaqaSM/2023/RN/XI/160
161Pita Aprillia pita.aprillia SM/2023/RN/XI/161
162Pusvita Lestari@pusvita.lestariSM/2023/RN/XI/162
163Putri Utami Puttritamii SM/2023/RN/XI/163
164R.RiantiRianti_67SM/2023/RN/XI/164
165Rahma Aulia@rahmaaulianashrSM/2023/RN/XI/165
166Ramoraramooraa_SM/2023/RN/XI/166
167Rani Dwi Aprilantika cikgu_aprilantika SM/2023/RN/XI/167
168Ranita Oktavia@ranizurayyaSM/2023/RN/XI/168
169Rara Restu Humaira@rararestuhumairaSM/2023/RN/XI/169
170Refi Yunizeta@refytaSM/2023/RN/XI/170
171Reina W@rei_kleinemeidSM/2023/RN/XI/171
172Renni Widyanti Cerita CenikSM/2023/RN/XI/172
173Restiyanita@restiyanita12SM/2023/RN/XI/173
174Retno Jumirahretno_rjSM/2023/RN/XI/174
175RhanyrhanyalfatihSM/2023/RN/XI/175
176Riany Uli Ratnawati@goresan_pena_kuSM/2023/RN/XI/176
177Ririnririn_puspaSM/2023/RN/XI/177
178Riris AnindyairishannastorySM/2023/RN/XI/178
179Risa Syahriyuni@galeri_penulis_amatir99SM/2023/RN/XI/179
180Risha cahyaning putriRisha cahyaSM/2023/RN/XI/180
181Risnawati Ridwan@rieznajanusSM/2023/RN/XI/181
182Risysya Zakia AzraharboygarotSM/2023/RN/XI/182
183Rita Nur HaryantiRitapunyaceRitaSM/2023/RN/XI/183
184Rizka MunirarizkamuniraaSM/2023/RN/XI/184
185Robiatul Adawiyyahateiyah_SM/2023/RN/XI/185
186Roma Nita Sirait romanit_srtSM/2023/RN/XI/186
187Rosita budi suryaningsihRositabudisSM/2023/RN/XI/187
188Rosyidha Baiduri@rosynee_SM/2023/RN/XI/188
189Ruth Ninajanty @furuyafayeSM/2023/RN/XI/189
190Salfa Sucimaharanimyleisure_activitiesSM/2023/RN/XI/190
191Salina Tri PuspitaSalineouiSM/2023/RN/XI/191
192Salsabila Hanin Faizah @salshaaninnSM/2023/RN/XI/192
193SALSABILA OKTAVIANI Vibila_skySM/2023/RN/XI/193
194SAMSUL MA'ARIF, S.E., CPDM@kidungasmaralokaSM/2023/RN/XI/194
195Saniah @saniah_san2 SM/2023/RN/XI/195
196Saptari Indriani saptariindriani SM/2023/RN/XI/196
197SelviaSelvia3007SM/2023/RN/XI/197
198Septi Haryati@septisseiSM/2023/RN/XI/198
199Septianto Bagus Hidayatullah@zizeba_SM/2023/RN/XI/199
200Shafiyyah@___shafiyyah___SM/2023/RN/XI/200
201Silvania Carella Prinst@scprinst_SM/2023/RN/XI/201
202Siska Indah Sari@siska_indahsari630SM/2023/RN/XI/202
203Siti Fatihah Azzahra@fatihaza09SM/2023/RN/XI/203
204Siti MalikahMalut.malikSM/2023/RN/XI/204
205Siti MusarovahmusaarafahSM/2023/RN/XI/205
206Siti Nur Azizah@dearly_ziSM/2023/RN/XI/206
207Siti Sakinah Muna Mufidah @mufidahsm_17SM/2023/RN/XI/207
208Sofia Anggraini Kurmala chocho_krmlSM/2023/RN/XI/208
209Sri Wahyuni@_sriwahyuni0703SM/2023/RN/XI/209
210Sry Yulianti The Said Senja SM/2023/RN/XI/210
211Stephanie HandojonoSteph_Idea_Creativity_SM/2023/RN/XI/211
212Steyfaniasiska Novana Sudarto@your_quiet_personSM/2023/RN/XI/212
213Syadza Tsaniya Utami @za_tulisanSM/2023/RN/XI/213
214Syahidah Muthmainnah semut.nnSM/2023/RN/XI/214
215Syandria Laila Putri@syandrialailaSM/2023/RN/XI/215
216SYIFA AZZAHRA@pena_bertumbuhSM/2023/RN/XI/216
217Tamimatul Uzlifah @liefa.ahmadSM/2023/RN/XI/217
218Teguh Maulana@teguh_maulana2018SM/2023/RN/XI/218
219Terisa Dea PutritdeaapSM/2023/RN/XI/219
220Teti Suherti@tbw_teria15SM/2023/RN/XI/220
221Ulfa Alviena Ulfa Alviena SM/2023/RN/XI/221
222Ulya RosyedaulyarosyedaSM/2023/RN/XI/222
223Ummu Hanik@kh_rama_SM/2023/RN/XI/223
224Ummu KhansaaUmmukhansaa2020SM/2023/RN/XI/224
225Uswatun Khasanahkak.uswaSM/2023/RN/XI/225
226Vidia Ninda @vidia_iya SM/2023/RN/XI/226
227Vita One @vitasinambelaaSM/2023/RN/XI/227
228Welda ElfayeniWeldaelfayeniSM/2023/RN/XI/228
229Wildania Athi' AddinawildaniaathiSM/2023/RN/XI/229
230Wilissuara_kaenaSM/2023/RN/XI/230
231Wina Aira@wina_airaSM/2023/RN/XI/231
232Wirni Aulia Ramadhani @scherubaljym_warSM/2023/RN/XI/232
233Yani Dayanti @yani_dayantiSM/2023/RN/XI/233
234Yudi Mahlil @ccedente_diastSM/2023/RN/XI/234
235Yue AndrianYue AndrianSM/2023/RN/XI/235
236Yuni masdayani harahaprekamjejakkataSM/2023/RN/XI/236
237Zarna Fitri@zarna_fitriSM/2023/RN/XI/237
238Zulfahmi Eko Saputrakhoirul.fahmi_92SM/2023/RN/XI/238

ad2